SWARATARUNA.COM - FORUM DAS Kota Padang bersama BPDAS AGAM KUATAN memperkenalkan tentang Kampung Ramah Air Hujan (KRAH) kepada lebih kurang 46 orang peserta yang berasal dari beberapa kecamatan dan kelurahan dalam DAS Arau, pada hari selasa tanggal 6 Desember 2022 berlokasi di Hotel Grand Zuri Padang.
Adapun Kelurahan yang ikut yakni Parak Laweh Pulai Air Nan XX (palapa); ketua LPM Parak Laweh; beberapa kepala sekolah yang berada di PALAPA; Lurah Gurun Laweh Nan XX; Lurah Kampung Juo; Lurah Andaleh; Lurah Simpang Haru; Lurah Padang Timur; Camat Pauh; Camat Olo; Camat Lubuk Kilangan, Padang Utara, Padang Selatan. Dari OPD antara lain; Dinas Kehutanan, Dinas Lingkungan Hidup Kota Padang; Dari institusi terdiri; BMKG Sumbar; BPBD Sumbar; RSUP M. Djamil; PT. Teluk Luas, Semen Padang Hospital; PT. Kilang Lima Gunung; PDAM Kota Padang; dan lain sebagainya.
Pembicara pertama dan sekaligus membuka adalah kepala BPDAS Agam Kuantan Dr. Nursidah, SP, MP, "institusinya yang berulang berganti nama dan akhirnya kembali lagi menggunakan nama BPDAS Agam Kuantan, karena sebelumnya pernah juga memiliki nama BPASHL Agam Kuantan," katanya.
Selanjutnya ia menjelaskan dan memberi pengertian mengenai DAS secara keseluruhan. "Bahwa semua masyarakat ini hidup dalam DAS. Artinya aktivitas dan kebiasaan masyarakat sangat mempengaruhi kawasan DAS nya tersebut, betapa pentingnya mewujudkan Kampung Ramah Air Hujan (KRAH) dalam kawasan DAS, apalagi pada kawasan yang sering mengalami genangan atau banjir," jelasnya.
Pembicara ke dua dilaksanakan oleh Ketua Forum DAS Sumbar yaitu Prof. Dr. Isril Berd, SU dan saat ini masih juga berperan sebagai ketua Forum DAS Kota Padang, yang juga merupakan dosen tetap di Universitas Gunadarma.
Ia berpesan bahwa menjaga apa yang dianugerahkan Allah berupa air hujan merupakan rahmat yang harus dipelihara dan dijaga serta dikelola dengan baik agar tidak menjadi bencana.
Pembicara ketiga adalah Dr. Ir. Jamilah, MP, sebagai anggota dan sekaligus sebagai penanggung jawab dalam pembuatan laporan KRAH dari Forum DAS Kota Padang yang bertugas sehari-hari adalah dosen tetap di Fakultas Pertanian Unversitas Tamansiswa Padang.
Pada paparannya menjelaskan bagaimana lokasi KRAH itu ditetapkan, "tentu ada kajian yang telah dilakukan dan kajian tersebut mirip juga apa yang diakukan orang dalam pembuatan tesis, ada pendahuluan permasalahan, metodology hasil dan pembahasan serta kesimpulan dan daftar pustaka," jelasnya.
Metodology yang digunakan antara lain; menggunakan software sistim informasi geografi, peta rupa bumi. Beberapa parameter peta yang dibutuhkan antara lain; peta administrasi kelurahan dalam DAS Arau, peta tutupan lahan; peta banjir dan rawan banjir; peta potensi kekeringan.
Dengan mengoverlaykan peta-peta tersebut maka diperoleh lokasi KRAH yang tepat. Ditambah beberapa peta lagi yaitu peta jumlah hari tanpa hujan; intenstas hujan, tutupan lahan, limpasan dan indeks pemanfaatan air, maka bagian ini telah pula diketahui jenis kegiatan untuk membuat MODEL KRAH tersebut.
Lokasi yang dihasilkan dan disimpulkan ada 11 kelurahan dalam 3 kecamatan yang nantinya dianjurkan mewujudkan KRAH. Lalu ditambah data kepadatan penduduk dan kesejahteraan penduduk, maka dengan menggunakan dana APBN melalui BPDAS Agam Kuantan maka akan mewujudkan 8 buah Instalasi Pemanenan Air Hujan (IPAH), 8 buah sumur resapan dalam dan 1 buah kolam retensi yang terpilih adalah kelurahan Parak Laweh Pulau Air Nan XX (Palapa).
Selanjutnya Dr. Nefilinda, SE. M.Si, sebagai anggota Forum DAS Kota Padang yang sehari hari sebagai dosen Program Studi Pendidikan Geografi pada UPGRISBA, menyatakan peran serta pemerintah dan swasta/BUMN sangatlah penting dalam mewujudkan pembangunan KRAH ini agar merata di 11 kelurahan yang sudah direkomendasikan dalam kajian ilmiah tersebut.
Pembicara selanjutnya Prof. Dr. Junaidi, MSi; menjelaskan,"besar peranan dari kondisi kepadatan dan kesejahteraan penduduk sehubungan diwujudkannya KRAH tersebut," jelasnya.
Dr. Zuherna Mizwar, MSi menyebut, "tetang teknis model-model bangunan yang akan dipasang dalam KRAH tersebut dan perlu ada evaluasi berkelanjutan," sebutnya.
Kedua pembicara tersebut sebagai anggota FDAS Kota Padang dan sehari hari sebagai dosen tetap di Universitas Bung Hatta. Acara ini menjadi sangat menarik dan hidup terutama karena dimoderatori oleh bapak Erwin, SH, MH, yang orangnya sangat energik dan baru menendapatkan pengalaman berkunjung langsung ke Kampung Ramah Air Hujan di Semarang, sehingga lebih luwes dan paham betul dengan manfaat KRAH tersebut.
Sambutan peserta sangat baik sekali, beberapa komen dari peserta antara lain; Bapak Subianto dari perusahaan PT. Incasi Raya; Wiwit dari Teluk Luas dan Endrizal dari BPBD Kota Padang menyatakan kami akan support semua kegiatan mewujudkan KRAH tersebut dan ini sangat bermanfaat bagi kita apalagi dapat mengurangi permasalahan genangan atau banjir.
Silahkan saja berkabar untuk keperluan tersebut dan dibagian mana kami berperan agar kegiatan ini sukses. "Alhamdulillah panitia dalam hal ini dketuai oleh bapak Afdhal, SP, MP sangat bangga karena antusias masyarakat dan perusahaan swasta dan instansi pemerintah sama-sama sangat menginginkan KRAH diwujudkan," ujarnya.
Karena kalau salah satu nya saja tidak setuju tentu KRAH ini sulit mewujudkannya. KRAH akan dapat berkelanjutan jika semua institusi peduli dan ambil peran, demikian pidato penutupan yang disampaikan oleh sdr. Afdhal dari BPDAS Agam Kuatan. (**)
0 Komentar